Senin, 30 November 2009

tema Rindu

tetap saja tema malam ini adalah rindu.
hem,tak terasa hari akan menjelang fajar
kau tetap bergeming melawan waktu.
dan aku??
aku mash berkontemplasi membuat bayangan2 untk menggantikan kegelisahan.
ingin kuawali ksah ini dg pgalaman jiwa yang indah.
dan kuakhiri dalam jiwa yang damai.
aku.
aku tetap merinduinya.

Tetap Bertahan

bermalam-malam menanti pagi
tak terasa menjadi mimpi buruk,


tak ada lagi yang bisa dipertaruhkan
aku mencari-cari di dalam kegelapan
itukah yang akan terjadi?

ruang dan waktu kini terasa sepi
tak mampu lagi membangkitkan jiwa yang hampir mati
aku dan waktu mungkin menyatu.
tapi....

Aku mungkin bisa berkata "iya"
tapi Tuhan?
keyakinan yang kupegang akan terbayang,
keresahan yang kurasakan menjadi teman
dan kerinduan-kerinduan yang menjelma menjadi dendam

itukah hal yang harus mampu kupertahankan?

Mencari teman yang hilang

pada akhir tahun 2005, tepatnya pada bulan ramadhan hari ke 18an. saya pergi ke kalimantan untuk melepas rindu pada Pak Karimun dan Bu Imbuh.
di perjalanan aku berkenalan dengan orang-orang.
mereka berasal dari berbagai kalangan.
yang pertama adalah seorang buruh dengan anaknya. dia adalah orang asli Leksono yang merantau di kalimantan. anak buruh itu seumuran dengan saya. di sepanjag perjalanan saya bersama mereka. saat itu saya baru pertama kali naik kapal laut. banyak hal2 yang belum saya ketahui. mereka lah yang mengajari saya hidup di kapal. (ce ile).

yang kedua adalah seorang satpam yang bekerja di sebuah PT kelapa sawit. hem, orangnya sudah tua tapi masih seperti anak muda saja. di kapal "sirimau" yang saya tumpangi dilengkapi dengan bar dan bioskop.
setiap saat film yang akan ditayangkan diumumkan. sebenarnya pengen sekali nonton, tapi selalu saja ujung-ujungnya diembel2i dengan "untuk usia 21 plus". dan bapak satpam ini selalu saja mengajak saya pergi ke bar. spontan saja saya menolaknya dengan halus. hi atuuuut.... tua-tua kok aneh.

yang ketiga adalah seorang pemuda penjaga cafe di sirimau. ia mengaku bernama ady. saya sempat bertukar nomor hp dengan dia. kenalan dengan dia membuatku lebih nyaman berada di cafe. meski hanya sesekali dia memberi gratisan. hihihi.... oya, untuk orang pertama dan kedua saya lupa namanya.

yang ketiga adalah seorang mahasiswa dari universitas diponegoro yang lumyan ganteng. hahahahaha. sebagian besar orang pergi dengan membawa banyak barang. sedangkan dia hanya satu tas kecil. selanjutnya akan saya ceritakan di bawah.

saat kembali ke wonosobo, saya diantar oleh Pak Karimun.
begitu sedih hati saya saat itu, sempat menikmati kebersamaan sekitar 15 hari.

saya pulang menggunakan kapal yang sama.
di pelabuhan Batulicin aku kembali bertemu dengan mahasiswa undip yang terlihat kaya itu lagi.
di awal perjalanan aku sama sekali tak bertutur sapa dengan dia. hanya memperhatikan diam-diam.
tapi saat pulang aku tak bisa menahan diri untuk menyapanya. sksd gitu deh.

huh,,,,, dah cape. tak lanjutin besok aja.
masih banyak hal yang belum saya ceritakan

Gajah Mada, Langit Kresna Hariadi

baru separo aku membaca buku itu. awalnya aku tidak terusik ketika seorang sahabat membawa-bawa buku itu. tapi akhir-akhir ini aku lagi pengen mbaca buku2 tentang sejarah, sebenarnya lebih tepatnya wayang. mengapa demikian?? semenjak punya modem fb selalu menjadi bagian keseharianku dan itu membuatku selalu menjadi orang yang suka baca (baca status dkk). hem, ada seorang temen fb yang sering menulis catatan dalam bentuk puisi. puisi-puisi tersebut bercerita tentang wayang. dan tampaknya cerita wayang itu hampir sama dengan cerita kehidupan sekarang. dari situ aku pengen baca. masa orang jawa tidak tau cerita wayang?? tapi sampai sekarng belum dapat buku yang tepat. Gajah Mada deh yang jadi pelampiasan.

Gajah Mada ternyta tidak semembosankan yang kukira.
membaca buku itu sedikit memberiku pemahaman tentang sejarah kerajaan majapahit. dalam buku itu Gajah Mada dikisahkan sebagai seorang "bekel". bekel adalah tataran prajurit atau apa lah yang berada di bawah Senopati. di atas senopati ada Tumenggung. meskipun hanya seorang Bekel ia mempunyai tingkat kecerdasan yang tinggi.
di awal buku itu diceritakan bahwa kerjaan majapahit yang saat itu dipimpin oleh Kertajaya (anakWijaya) sedang mengalami "makar". makar mungkin pemberontakan kali ya? makar dilakukan oleh Ra Kurti yang baru saja mendapat anugrah Winehsuka dari sang raja. Ra kuti berhasil menduduki kerajaan, namun ia tidak berhasil membunuh Kertajaya. ia telah diselamatkan oleh Gajah Mada melalui lorong dari kediaman raja menuju kepatihan. semua cerita sampai akhir mengisahkan usaha Gajah Mada membalas Ra kuti.
!

dari segi penyampaian, Hariadi masih agak monoton menurut saya.
terkadang ada beberapa kalimat atau kata yang diulang-ulang.
sering kali dijumpai kata/frase " Kertajaya yang mempunyaia nama asli kal.... (lupa,,,, susah menghapal nama)".
meski demikian, aku sangat senang membaca buku ini karena isi cerita menarik dan meerupakan hal baru bagiku. sedikit aku teringat dengan sinetron kolosal berjudul "Angling Darma".
ide-ide cerdik dari bekel Gajah Mada sebagai ketua pasukan Bhayangkara membuatku terkagum-kagum.

Rabu, 25 November 2009

21 Februari 1989

21 Februari 1989
terindah, teristimewa
sepasang suami isteri
bahagia bergelimangan suka

sembilan bulan
bukanlah hal yang berarti
akulah arti semua itu

melawan beratnya
menahan sakit
untuk sebuah kehidupan baru

haruskah ini takdir??
Bukan.
ini pengorbanan yang selalu diinginkan

mentari menyambutku
mengusap dengan cahayanya
lembut membelai tubuhku

indah kutatap dunia baru
bersama pahlawanku
ibu............................





Yogyakarta, 16 Februari 2007

Minggu, 22 November 2009

contoh surat lamaran pekerjaan

ini adalah surat lamaran pekerjaan yang aku tujukan pada salah satu bimbel di jogja. aku buat tanggal 31 oktober. tapi sampai sekarang belum aku kirim2 juga...

Yogyakarta, 31 Oktober 2009


Yth.
Pimpinan Lembaga Arka Paramita
Di Yogyakarta


Dengan hormat,
Sehubungan dengan adanya informasi lowongan pekerjaan di internet, saya bermaksud mengajukan lamaran menjadi tenaga pengajar (tentor) untuk siswa Sekolah Dasar atau bidang studi Bahasa Indonesia. Saya mahasiswa jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Negeri Yogyakarta, semester tujuh dengan IPK 3,58 (skala 4).
Sebagai bahan pertimbangan, bersama ini saya lampirkan foto ukuran 3 × 4, daftar riwayat hidup, dan transkrip nilai.
Besar harapan saya apabila Bapak/Ibu berkenan memberikan kesempatan kepada saya untuk menjadi tenaga tentor di lembaga les privat yang Bapak/Ibu pimpin. Atas segala perhatian dan kesempatan yang diberikan, saya ucapkan terima kasih.

Hormat saya,


Khayatun





semoga bermanfaat.

judul-judul skripsi pendidikan bahasa dan sastra indonesia

ini adalah judul2 skripsi pendidikan bahasa dan sastra indonesia yang saya kumpulkan dari perpustakaan UPI. alamatnya ada di link.
AKIAH, Azhar, ANALISIS UNSUR INTRINSIK CARITA PONDOK TARJAMAHAN DINA MAJALAH CUPUMANIK Pendidikan Bahasa Daerah 2008-02-12 SAPITRI, Ameliana,
MODEL PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF MELALUI STRATEGI ROUND TABLE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA (Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 12 Bandung Tahun Pelajaran 2005/2006) Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia 2007-06-15 PURWANTI, Ariyani Sri,
PERILAKU PERTUTURAN ANAK USIA 2-5 TAHUN YANG BERBAHASA IBU BAHASA INDONESIA (Sebuah Studi Deskriptif tentang Jenis-jenis Tindak Tutur Anak) Pendidikan Bahasa Indonesia 2006-02-09 ABIDIN, Nisri Nurhasanah,
PEMBELAJARAN MENULIS TEKS DRAMA DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK TRANSFORMASI PUISI PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 9 BANDUNG TAHUN AJARAN 2006/ 2007 Pendidikan Bahasa Indonesia 2008-01-08 ABIDIN, Yunus,
PENERAPAN MODEL BENGKEL SASTRA SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MAHASISWA DALAM MENULIS CERITA PENDEK DAN MENYUSUN STRATEGI PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK (Penelitian Tindakan Kelas pada Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Siliwangi Tasikmalaya) Pendidikan Bahasa Indonesia 2006-02-10 AFRIANI, Meliana,
PEMANFAATAN MEDIA LAGU DALAM UPAYA MENINGKATKAN PEMBELAJARAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI (Penelitian Tindakan Kelas Siswa Kelas I SMPN 22 Bandung Tahun Ajaran 2005/2006) Pendidikan Bahasa Indonesia 2006-10-04 AGUSTINA, Eka Sofia,
PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM PEMBELAJARAN KOSAKATA BAHASA LAMPUNG (Penelitian Tindakan Kelas di SMPN 22 Kota Bandar Lampung) Pendidikan Bahasa Indonesia 2006-10-17 AGUSTINA, Yusni,
PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN ARGUMENTASI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK THINK-TALK-WRITE (TTW) PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 14 BANDUNG TAHUN AJARAN 2006/2007 Pendidikan Bahasa Indonesia 2008-02-08 AIRLANGGA, Panji,
PENGGUNAAN MEDIA REALIA SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN PEMBELAJARAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI (Penelitian Tindakan Kelas Siswa Kelas X SMA Negeri 6 Bandung Tahun Pelajaran 2006/2007) Pendidikan Bahasa Indonesia 2008-02-13 AISYAH, N. Lilis,
Representasi ideologi gender dalam cerpen-cerpen karya wanita pada cerpen pilihan kompas 1992-1996 : pemilihan bahan dan perancangan model spresiasi cerpen sebagai wahana penyadaran terhadap masalah gender di lingkungan unit darma wanita Pendidikan Bahasa Indonesia 2006-11-02 AKHIRADEWI, Nopita,
PEMBELAJARAN MENULIS CERPEN DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA KOMIK PADA SISWA KELAS X SMAN 7 BANDUNG TAHUN AJARAN 2005/ 2006 Pendidikan Bahasa Indonesia 2006-12-14 AMALIYA, Selly,
MODEL PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK MELALUI PEMANFAATAN KARIKATUR MEDIA MASSA DENGAN TEKNIK GAYA PERSONAL (Eksperimen Semu terhadap Siswa Kelas XI SMA Negeri 6 Bandung Tahun Ajaran 2005/2006) Pendidikan Bahasa Indonesia 2007-02-13 AMINUDDIN, Asep,
PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN NARASI DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA TEKS WACANA DIALOG SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS ( Penelitian Tindakan Kelas terhadap Siswa Kelas VII MTs PUI Kancana Kabupaten Majalengka Tahun Ajaran 2005-2006) Pendidikan Bahasa Indonesia 2006-04-26 ANDRIANI, Rina,
Penggunaan teknis probis dalam pembelajaran membaca grafik untuk meningkatkan kemampuan berpikir dan kemampuan membaca ilmiah siswa : studi kuasi eksperimen terhadap siswa kelas I pada salah satu SMU di Kab. Bandung Pendidikan Bahasa Indonesia 2006-11-28 ANGRAINI, Novita,
PEMBELAJARAN MEMBACA PEMAHAMAN WACANA NARATIF SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI DI KELAS VII SMP NEGERI 29 BANDUNG TAHUN PELAJARAN 2006/2007 Pendidikan Bahasa Indonesia 2008-02-01 ARIA,
KAJIAN SEMIOTIK TERHADAP PUISI PADA �CERMIN KAKI LANGIT� MAJALAH HORISON UNTUK PENYUSUNAN BAHAN AJAR SASTRA DI MADRASAH TSANAWIYAH Pendidikan Bahasa Indonesia 2005-04-06 ARIF, Kamil,
Struktur dan nilai budaya dalam cerita rakyat Sakai di Kab. Siak : studi deskriptif terhadap cerita rakyat Sakai sebagai upaya menemukan kesesuaian antara cerita rakyat Sakai dan perkembangan kognitif anak usia 6-12 tahun pada SD di Kab. Siak Pendidikan Bahasa Indonesia 2006-11-02 ARYANI, Wiwik Dyah,
Pengajaran Bahasa Lampung sebagai muatan lokal di wilayah transmigrasi Kab. Lampung Tengah Pendidikan Bahasa Indonesia 2006-11-22 ASRI, Yasnur,
Komparasi kemampuan mengapresiasi puisi melalui pendekatan pragmatisme : studi kuasi-eksperimen terhadap mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FPBS IKIP Padang Pendidikan Bahasa Indonesia 2006-11-27 ATI, Hesti Mustik,
MODEL PENGAJARAN APRESIASI PUISI DENGAN MENGGUANAKAN TEKNIK MEMBACA PEMAHAMAN (MPAPTMP) (Studi Eksperimen pada Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP Siliwangi Bandung Tahun Akademik 1999/2000) Pendidikan Bahasa Indonesia 2006-11-20 ATMAZAKI,
KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DAN KUALITAS INTERAKSI DENGAN KARYA SASTRA SEBAGAI DETERMINAN KEMAMPUAN MENGAPRESIASI KARYA SASTRA (Studi Deskriptif Analitis terhadap Mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Tahun I/1991 di IKIP Padang, dan Universitas Bung Hatta Padang) Pendidikan Bahasa Indonesia 2006-11-27 AZIZ, Firman,
Masih ada ratusan judul lagi. kapan2 aku upload.

resep membuat mie ongklok (khas wonosobo)

Mi Ongklok (Wonosobo)
17 April, 2008 pada 4:49 am · Disimpan dalam Khas Daerah, Mie & Pasta

Bahan :
750 ml kaldu daging
3 sendok makan tepung kanji
3 sendok makan kecap manis
300 gram mi basah
100 gram kol, iris kasar
10 pohon kucai, iris halus
2 sendok makan minyak untuk menumis

Bumbu Halus :
2 siung bawang putih
1/4 sendok teh merica
1/2 sendok teh garam

Cara Membuat :
Tumis bumbu halus sampai harum. Masukkan kaldu lalu kentalkan dengan air sagu. Biarkan mendidih. Angkat.
Masukkan mi dan kol dalam saringan lalu rebus sambil diongklok atau dikocok sampai matang.
Masukkan mi dan kol ke dalam mangkuk lalu siram dengan kuah. Taburkan kucai. Sajikan panas.

untuk 6 porsi
Sumber : Sedap-sekejap.com

Minggu, 08 November 2009

DOA JANGAN PERNAH DILALAIKAN

alhamdulilah, akhirnya ACC juga judul skripsiku.
sepekan kemarin (2-6 Nov) aku bener-bener sibuk ngurus judul skripsi.
gak pernah masak, duit cepet ludes, yah, pokoknya bener-bener perjuangan.
tapi akhirnya sampai di sini berhasil juga. mudah-mudahan ke depannya juga lancar.
aku masih ingat betul perkataan dosen TOEFL Readingku. beliau mengatakan bahwa doa yang paling mujarab adalah doa yang dibarengi dengan mendoakan orang lain (bukan keluarga). hem,, aku jadi inget akan doa-doa yang selama ini aku panjatkan. selama ini aku hanya berdoa untuk diriku sendiri. keluarga juga termasuk, tapi ga seintens doa buatku sendiri. semenjak itu, aku mulai berpikir dan sedikit mengamalkan apa yang dikatakan dosenku itu. aku meyakini bahwa diterimanya judul skripsi ini tak terlepas dari hal tersebut.
sebenarnya pengajuan jdul skripsiku tak semulus yang aku perkirakan sebelumnya.
pada hari senin aku datang ke juranku tercinta, PBS, untuk mengajukan 3 buah judul yaitu: keefektifan penggunaan teknik "digtogloss" dalam meningkatkan keterampilan menyimak siswa smp kelas vii, jenis kata dan penggunaannya dalam buku teks bahasa indonesia sekolah dasar kelas1, dan analisis sintaksis dan semantis terhadap judul berita dalam surat kabar berbahasa indonesia dan sumbangannya terhadap pembelajaran bahasa.
dari ketiga judul itu hanya satu yang dapat ditindaklanjuti, yaitu yang terakhir. alasan judul pertama tidak diterima karena sudah ada penelitian terhadapa kompetensi menyimak, kebetulan teman seperjuanganku, teknik yang ia pakai lebih kompleks. itu kata bu E, sekjur yang menggantikan bu N karena sedang sakit. ya, saya menerima alasan itu karena teknik digtoglos saya peroleh dari sumber yang kurang memadai. itu bukan judul andalanku. alasan judul kedua tidak diterima adalah buku teks yang aku teliti adalah untuk anak sd. menurut bu esti mungkin jika smp atau sma dapat diterima. owh begitu toh? saya sengaja mengajukan judul itu karena pada judul-judul skripsi kakak tingkat terdapat yang serupa hanya kajiannya berbeda. yah, mungkin beda dosen beda pendapat. itu wajar. dan saya pun menerimanya. judul yang ketiga adalah judul andalanku. sejak semester satu saya menyukai mata kuliah yang berhubungan dengan tata bahasa. bu esti menyuruhku mengkonsultasikan jdul terakhir dengan pak J atau pak S. kedua dosen itu tidak saya kenali. aku nego minta dengan pak T. ternyata pak t sedang sekolah. yasudah akhirnya dengan pak s yang kebetulan saat itu ada di jurusan. kata pak t judul itu bisa diteliti tetapi aku harus melakukan dua penelitian. pertama meneliti sintaksis dan semantis judul, setelah itu menerapkannya di sekolah. apakah efektif atau tidak.
busyet, aku kira jdul semacam itu hanya perlu mengkonsep pembelajaran bahsanya saja. ternyata harus menerapkan juga toh.
tak pikar tak pikir aku tidak sanggup nek gitu.
ahirnya, tiga judul yang sudah kupersiapkan rejected.
sepulang dari kampus hatiku lemah lunglai, pikiranku lemes,,sempet mau nagis tapi gak jadi.
awak ini dah tak wanti-wanti untuk menyiapkan mental. apapun yang terjadi harus bangkit.
akhirnya, secepat kilat aku buka laptopku. kubuka lagi draft-draft yang dulu pernah kubuuat.
paginya aku bisa ke jurusan lgi buat ngajuain 3 judul yang kubuat dalam waktu sehari.
oya, ni, proposalku yang prtama http://www.ziddu.com/download/7284283/menyimakdictogloss.rtf.html

Minggu, 01 November 2009

beberapa Shortcut daam microsoft word

mungkin bagi sebagian besar orang shortcut semacam ini dah banyak diketahu...
ya, itung2 buat ngisi postingan lah daripada kosong mlompong.
siapa tau ada yang lum tau.
oke...
CTRL+N Membuat sebuah dokumen baru
CTRL+O Membuka dokumen
CTRL+W Menutup dokumen
ALT+CTRL+S Memecah jendela dokumen
ALT+SHIFT+C Mengembalikan dokumen setelah dipecah
CTRL+S Menyimpan dokumen
CTRL+B Membuat cetak tebal
CTRL+I Membuat huruf miring
CTRL+U Membuat huruf bergaris bawah
CTRL+SHIFT+<> Memperbesar huruf
CTRL+C Menyalin teks atau obyek terpilih
CTRL+X Memotong teks atau obyek terpilih
CTRL+V Menempelkan teks atau obyek
CTRL+Z Membatalkan aksi sebelumnya
CTRL+Y Menjalankan lagi aksi terakhir
CTRL+F Mencari teks dan item-item khusus
ALT+CTRL+Y Mengulangi pencarian (setelah menutup jendela Find and Replace)
CTRL+H Mengganti teks, format spesifik, dan item khusus
CTRL+G Menuju ke page, bookmark, footnote, tabel, comment, graphic, atau lokasi lain
ALT+CTRL+HOME Melakukan penelusuran melalui sebuah dokumen
ALT+CTRL+P Mengubah ke print layout view
ALT+CTRL+O Mengubah outline view
ALT+CTRL+N Mengubah normal view
BACKSPACE Menghapus ke kiri satu karakter
CTRL+BACKSPACE Menghapus ke kiri satu kata
DELETE Menghapus ke kanan satu karakter
CTRL+DELETE Menghapus ke kanan satu kata
CTRL+SHIFT+F Mengubah font
CTRL+SHIFT+P Mengubah ukuran font
CTRL+] Menambah ukuran font per 1 point
CTRL+[ Mengurangi ukuran font per 1 point
CTRL+D Mengubah format karakter (perintah Font, menu Format)
SHIFT+F3 Mengubah besar kecilnya huruf
CTRL+SHIFT+A Memformat huruf menjadi besar semua (capital)
CTRL+SHIFT+W Menggarisbawahi kata tanpa spasi
CTRL+SHIFT+D Memberi garis bawah ganda pada teks
CTRL+SHIFT+H Membuat teks yang tersembunyi
CTRL+SHIFT+K Memformat huruf menjadi huruf besar tetapi berukuran kecil
CTRL+EQUAL SIGN Membuat format subscript
CTRL+SHIFT+PLUS SIGN Membuat format superscript
CTRL+SPACEBAR Menghilangkan format karakter manual
CTRL+SHIFT+Q Mengubah font menjadi simbol

ya, segitu aja dulu..
sapa tau bermanfaat.

Studen Hijo, Sebuah Sastra Perlawanan


tulisan ini adalah karyaku yang sengaja dibuat untuk memenuhi tugas MK Sejarah Sastra.

Adakah siswa SMP atau SMA yang mengenal Student Hijo buah karya Marco Kartodikromo? Bagaimana dengan Sitti Nurbaya karya Marah Rusli atau Salah Asuhan Abdul Muis? Ya, kemungkinan besar jawaban pertanyaan yang pertama adalah tidak ada. Orang-orang baru mengenal setelah duduk di bangku kuliah. Yang kedua tak perlu diragukan lagi, buku-buku itu menjadi bacaan wajib di sekolah-sekolah. Bagaimana bisa begitu? Padahal Student Hijo juga merupakan salah satu sastra Indonesia. Hal itu tidak lain merupakan campur tangan hegemoni pemerintah kolonial (Belanda) untuk mengkerdilkan dunia sastra pribumi melalui Balai Pustaka.

Student Hijo tentu saja tidak lulus sensor dari penerbit Balai pustaka yang selama ini menentukan kesusastraan Indonesia yang “resmi”. Student Hijo merupakan karya sastra yang melawan arus besar sastra Balai Pustaka ketika itu. Juga bagaimana sastra realisme sosialis lahir dari perlawanannya terhadap karya sastara borjuis. Maka tidak salah, jika Student Hijo serta karya sastra Marco Kartodikromo lainnya disebutkan sastra perlawanan, atau istilah Eka Kurniawan dalam pengantar Dongeng Dari Sayap Kiri sebagai Sastra Berpihak.

Tidak heran jika penerbit buku Indonesia Boekoe (I:Boekoe) memasukkan karya ini ke dalam salah satu bukunya “Seratus Buku Sastra Indonesia yang Patut dibaca Sebelum Dikuburkan”, meskipun pemilihan tidak terlepas dari subjektivitas. Dalam buku ini, subyektivitas itu dibangun oleh empat orang, yaitu An Ismanto, Anton Kurnia, Muhidin M Dahlan, dan Taufik Rahzen. Sedangkan sebagian besar dari buku-buku yang hinggap dalam pikiran dapat ditolak atau diterima dengan menggunakan beberapa ukuran. Beberapa kriteria yang dipakai untuk memutuskan suatu karya sastra ke dalam kelompok buku yang wajib dibaca adalah Pertama, tentu saja, buku itu adalah buku karya sastra Indonesia—dalam pengertian yang paling luas, yang artinya akan mencakup buku-buku sajak, novel, esei, catatan perjalanan, biografi, cerita pendek, lakon/drama, fiksi, cerita silat, komik, dan sebagainya. Dengan atribut “Indonesia” dimaksudkan bahwa buku itu pada mulanya ditulis dalam bahasa Indonesia, Melayu Tinggi dan/atau Melayu Rendah/Pasar/Melayu Lingua Franca. Student Hijo yang ditulis dengan bahasa Melayu rendah /melayu pasar tentu masuk ke dalam kriteria yang pertama ini

Kedua, ia harus “menggoncang” kesusastraan Indonesia. “Goncangan” itu harus timbul sebagai akibat dari daya besar yang dimilikinya sebagai karya sastra. Studen Hijo tentunya sangat memenuhi kriteria yang kedua ini. Tentunya kritia ini adalah kriteria yang lebih utama bila dibandingkan dengan kriteria yang pertama. Novel yang berani mengkontraskan kehidupan di Nederland dan Hindia Belanda mampu menggoncang kesusastraan Indonesia. Marco Kartodikromo dengan karyanya Student Hijo memang terlalu jauh bila dibandingkan dengan Maxim Gorki. Tetapi setidaknya keduanya memiliki persamaan yaitu memiliki jiwa penolakan dan sikap untuk melakukan perlawanan terhadap sastra dan seni pada umumuya yang borjuis, kelas atas, megah. Tak lain karya-karya Balai Pustaka.

Dengan isinya yang melawan pemeritahan colonial Belanda, Student Hijo tentu saja disebut sebagai “bacaan liar”. Penelitian mengenai “bacaan liar” dalam Student Hijo pernah dilakukan secara komprehensif oleh Paul Tickell. Tickell menguraikan struktur analisis antar teks, yakni Student Hidjo sebagai sebuah karya politik yang ditulis oleh seorang penggerak pergerakan dengan Salah Asoehan yang ditulis oleh Abdoel Moeis dan diterbitkan oleh Balai Poestaka. Dalam tesisnya ini Tickell berhasil mengungkapkan hubungan "bacaan liar" dengan pembacanya dan sekaligus membeberkan value (nilai) yang terkandung di dalam teks Student Hidjo. Artinya, Student Hidjo merupakan sebuah karya hasil hubungan kausal antara estetika dan kehidupan sosial, antara kesadaran dan basis material. Selain itu Tickell juga berhasil menjawab bagaimana perspektif negara kolonial dalam memandang "bacaan liar." Kekuasaan kolonial memberi pandangan dan makna untuk "bacaan liar" sebagai bacaan yang mengagitasi rakyat untuk melakukan "pemberontakkan," sehingga penulisnya pun diberi "cap" pengarang liar.

Novel yang ditulis Marco ketika berumur 26 tahun ini berkisah tentang anak pribumi yang sekolah di negeri Belanda. Orang tuanya berharap dengan menyekolahkan Hijo di negeri Belanda derajat kelurganya bisa terangkat. Meskipun mereka sudah menjadi saudagar yang berhasil dan bisa menyamai gaya hidup para priyayi, status socialnya tetap tidak bisa terangkat. Terutama di mata orang-orang yang dekat dengan goeverment. Ibu Hijo semula khawatir dengan keputusan ini karena takut akan pergulan bebas di negeri Belanda. Namun akhirnya pergi juga.

Di Belanda Hijo terkenal dengan kutu buku yang “dingin” dan mendapat julukan “pendito” sampai banci. Namun seiring dengan berjalannya waktu ia berubah. Hijo terlibat dalam pergaulan bebas seperti yang dikhawatirkan ibunya sebelumnya. Ia terlibat hubungan seksual dengan Betje, anak direktur salah satu maatschapij yang rumahnya ditumpangi Hidjo selama studi di Belanda. Hingga akhirnya ia memutuskan tali cintanya pada Betje karena adanya pertentangan batin karena melakukan aib dan juga karena ada panggilan pulang ke Jawa.

Setelah pulang ke Jawa, Hijo dijodohkan dengan Raden Ajeng Biroe yang masih mempunyai hubungan keluarga, meskipun sesungguhnya Hijo menyukai Raden Ajeng Woengoe, seorang putrid Bupati Jarak yang sangat cantik. Namun akhirnya Hijo bebas untuk memilih wanita idamannya untuk dijadikan sebagai istri. Kedua orang tuanya pun setuju dengan wanita idaman Hijo. Hidjo dijodohkan dan menikah dengan Woengoe, sementara Biroe dengan Raden Mas Wardojo kakak laki-laki Woengoe. Semua, baik yang menjodohkan dan yang dijodohkan, menerima dan bahagia. Betapa cerita perjodohan tidak selalu berakhir dengan tangis dan sengsara. Juga ditampilkan, bahwa mentalitas Nyai tidak selalu ada dalam diri inlander, yaitu ketika Woengoe menolak cinta Controleur Walter.

Dengan kepergian Hijo ke negeri Belanda juga telah membuka matanya, memberikan paradigma baru. Ia melihat bahwa di negerinya sendiri bangsa Belanda ternyata tidak setinggi yang ia bayangkan. Hidjo menikmati sedikit hiburan murah ketika dia bisa memerintah orang-orang Belanda di hotel, restoran, atau di rumah tumpangan yang mustahil dilakukan di Hindia.

Student Hijo diterbitkan pertama kali tahun 1918 sebagai cerita bersambung di harian Sinar Hindia. Student Hijo baru muncul menjadi buku setahun kemudian yaitu tahun 1919 oleh V.N Boekhandel en Drukken, MASMAN & STROINK di Semarang. Setelah itu buku ini tidak muncul dan baru diterbitkan kembali dengan dua versi pada tahun 2000 oleh Yayasan Aksara Indonesia dan Bentang, keduanya penerbit dari Yogya.

Student Hijo, setidaknya menegaskan dirinya sebagai sastra berlawanan ketika karya Mas Marco ini menyentuh dan merupakan representasi masyarakat Indonesia ketika itu yang dijajah Belanda. novel ini dengan sangat baik telah mencatat hiruk-pikuk suasana perjuangan bumi putera pada masa awal. Cinta, pendidikan, politik, sosio-kultur, dan bahkan semangat nasionalisme terjalin rapi dalam setiab babnya. Maka tidak berlebihan jika Nova Christina/Litbang KOMPAS memberi komentar pada rubrik pustakaloka (KOMPAS, Sabtu, 21 September 2002) bahwa, “Novel ini sebetulnya sudah membuka suatu soal bahwa kesusastraan bukan sekadar penghibur, tetapi suatu wacana politik dan sosial yang mengemban tugas menembus ruang-ruang publik. Pada gilirannya kesusastraan adalah jalan menuju pembebasan dari belenggu ketertindasan.” Novel inipun lahir sebagai sikap politik dari Mas Marco sendiri yang merupakan aktivis revolusioner yang berpindah dari penjara ke penjara. Selain Student Hijo, Sama Rata Sama Rasa, yang merupakan syair terkenal yang menyuarakan kebencian pada kolonial adalah karyanya yang lahir di penjara. Sikap politik dan perjuangannya melawan kolonial Belanda mengharuskannya ditahan dan dibuang di Boven Digoel dan menghembuskan nafas terakhirnya disana.

Di antara karya-karya Marco Kartodikromo, Student Hijo adalah karya sastra yang paling monumental. Namun dalam buku Lintasan Sastra Indonesia Modern, Jacob Sumardjo mengatakan bahwa karya Marco Kartodikromo yang terpenting adalah Rasa Merdika atau juga disebut Hikayat Soedjanmo. Roman ini menunjukkan adanya pengaruh politik dan komunisme dalam diri Mas Marco. Sebelum menulis Student Hijo, Marco Kartodikromo menerbitkan sebuah novel kontroversial, Mata Gelap, novel ini penuh dengan pornografi sehingga memicu reaksi keras dari masyarakat.

Buku:

KS, Yudiono. 2006. Peta Sejarah Sastra Indonesia. Semarang: Fasindo.

Rosidi, Ajip.1986. Ikhtisar Sejarah Sastra Indonesia. Bandung: Binacipta.

Sumardjo, Jacob. 1990. Sinopsis Roman Indonesia. Bandung: PT. Citra Aditya Bakti.

Sumardjo, Jacob. 1992. Lintasan sastra Indonesia Modern jilid 1. Bandung: PT. Citra Aditya Bakti.

Internet:

Ismanto, An. 100 Buku Sastra Indonesia yang Patut Dibaca Sebelum Dikuburkan (Esai 1 dari 20). http://esaibuku.blogspot.com/2009/04/100-buku-sastra-indonesia-yang-patut.html. (diakses tanggal 29 Mei 2009)

Ismanto, An. 100 Buku Sastra: Keras dan Bertendens! (Esei 3 dari 20). http://www.goodreads.com/topic/show/137192-100-buku-sastra-keras-dan-bertendens-esei-3-dari-20. (diakses tanggal 29 Mei 2009)

Jemaridewa. Manusia Pemula Tirto Adhi Soerjo http://jemaridewa.blogspot.com/2009/03/manusia-pemula-tirto-adhi-soerjo.html (diakses tanggal 3 Juni 2009)

Mas Marco Kartodikromo: Dengan Sastra, Ia Mengasah Pena. http://ferdeeansyah.blog.friendster.com/ (diakses tanggal 20 Mei 2009)

Mas Marco Tokoh Pergerakan yang Wartawan http://sejarahkita.blogspot.com/ (diakses tanggal 20 Mei 2009)

Perang Suara: Tulisan-tulisan Mas Marco Kartodikromo (diakses tanggal 20 Mei 2009)

Razif. “Bacaan Liar": Budaya dan Politik pada Zaman Pergerakan. http://www.fortunecity.com/banners/interstitial.html? (diakses tanggal 3 Juni 2009)

Student Hijo : Secukil Potret Sastra Perlawanan (Membincangkan Sastra Realisme Sosialis) http://lsbsi.blogspot.com/2009/01/sastra-realisme-sosialis.html. (diakses tanggal 20 Mei 2009)