Rabu, 02 Desember 2009

Jacob, si protagonis jadi pahlawan

Oleh: Khayatun (khayatunong.blogspot.com)
Melihat film new moon membuatku teringat zaman-zaman ketika aku gila-gilanya membaca dan mengkoleksi buku twilight saga. Bagiku, film ini sangat memuaskan. Chris Weitz, sang sutradara mampu merealkan imajinasi-imajinasi yang kuperoleh dari membaca. Selain itu, film ini mampu mengubah persepsiku terhadap tokoh Jacob. Entah dari casting atau dari kemajuan waktu dan kedewasaanku. Sosok Jacob dalam novel aku anggap sebagai orang ketiga yang tidak perlu mendapat simpati. Kehadirannya hanya menggoyahkan keyakinan Bella. Sebagai pengagum Edward, aku tidak rela jika bela “dekat” dengan Jacob. Bagiku Bella hanya untuk Edward. Meski Bella mendapatkan semangat hidup lagi berkat Jacob ketika ia harus mengalami masa-masa menyedihkan ditinggal Jacob.
Saat menonton film, Jacob bukan lagi terasa sebagai sosok antagonis bagiku. Kehadirannya bisa dikatakan sebagai pahlawan. Kepergian Edward yang menghancurkan hati Bella bisa tergantikan dengan ketulusan Jacob. Bagiku, Jacob yang diperankan oleh Taylor Lautner juga tidak seburuk di film yang pertama. Di film pertama aku benar-benar merasa bahwa dia adalah antagonis. Selain itu, rambut gondrongnya membuatku tidak suka. Memang sebenanya aku tidak menyukai laki-laki berambut gondrong. Terkesan tidak rapi.
Di adegan awal, saat Edward berpamitan dengan Bela terasa sangat menyedihkan. Tidak berbeda dengan ketika membaca buku, saat menonton film pun aku tak bisa untuk tidak meneteskan air mata. Ah, dasar cengeng. Mungkin benar. Tapi itulah salah satu bentuk penyatuanku dengan cerita Stepheni Meyer ini.
Oya, berlanjut dengan tokoh Jacob. Jacob bagiku adalah pahlawan. Mungkin pernyataan ini adalah salah satu bentuk dari kedewasaanku. Hehhehe… Dia adalah orang yang paling tersakiti. Begitu besar pengorbanan dia untuk Bella, tapi akhirnya bela tetap memilih Edward. Sebenarnya bukan pengorbanan ya. Lebih tepatnya memang itu yang sepantasnya dilakukan oleh seorang teman atau mungkin orang yang menyayangi. Bella terkesan egois. Meskipun memang dari awal ia hanya memilih Edward. Justru di sini Edward adalah orang yang terjahat menurutku. Dengan mudahnya ia meninggalkan Bella. Padahal dia tahu bahwa Bella juga tak bisa hidup tanpa Edward. Edward pergi dengan alasan menyelamatkan Bella. Tapi justru apa yang terjadi? Kepergian Edward tetap membawa dampak buruk bagi Bella. Baik dari segi keamanan dari vampire ataupun dari sisi psikologis diri Bella.
Oke. Tapi tenanglah. Di buku keempat semua akan berakhir bahagia. Bella akan menikah dengan Edward. Mereka mempunyai anak. Jacob terkena imprint dengan anak Bella. Dan yang paling diinginkan Bella, Bella menjadi vampire. Hihi… seru.
Aku kagum pada Stepheni Meyer. Ia mampu berimajinasi dan menyusun imajinasi tersebut dalam sebuah cerita yang luar biasa. Ia juga mampu mengubah persepsi orang tentang vampire. Selama ini yang aku ketahui vampire adalah makhluk yang jahat. Ternyata, ada juga yang tidak jahat, melindungi manusia, jatuh cinta, terlebih lagi cantik-cantik dan ganteng-ganteng.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar